Dear Ibu....

Ibu....

Ibu memang bukan orang yang memberi ku banyak pelajaran-pelajaran agama ataupun pelajaran ilmiah lainnya,

Bahkan, kita tidak banyak bercerita... Aku tidak banyak menceritakan apa-apa kepada ibu.

Tapi ibuku memang ibu yang hebat.

Mungkin memang ibu tidak memberiku pelajaran agama ataupun pelajaran lainnya, tapi aku mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari ibu..namanya kasih sayang.

Sejak kecil, ibuku selalu mengingatkan anak-anaknya untuk sholat, walaupun ibu tidak pernah mengajarkan kami doa-doa sholat. Tidak pernah mengajarkan ilmu membaca Qur'an. Tapi ibu akan sangat marah jika anak-anaknya tidak pergi mengaji ke masjid. Atau ibu akan marah jika aku tidak belajar. Ibu selalu menyuruhku untuk belajar dan belajar. Biar jadi orang yang sukses.

Setiap pagi, setiap subuh, ibu selalu membangunkanku dari sejak aku masih kecil. Hingga sekarang, aku merasakan efeknya, aku sudah bisa bangun subuh tanpa ibu bangunkan.

Ibuku memiliki profesi yang sangat mulia. Ibuku mengurus rumah tangga. Tidak ada profesi lain yang dijalankan ibu. Setiap sehabis sholat, ibu ke warung lalu masak untuk makan kami.



Setiap pagi, sudah ada nasi dan lauk, kami tinggal makan saja. Mungkin hanya aku terkadang jahat pada ibu, karena aku tidak bisa makan makanan yang aku tidak suka. Jika sudah ada lauk yang aku tidak suka, aku lebih memilih memasak nugget atau telor dadar. Padahal ibu sudah siapkan  makanan.

Sekarang, saat aku sudah kerja, ibu tidak lupa selalu membekali ku makanan agar aku tidak menghabiskan uang untuk membeli makanan yang bisa ibu masak. Setiap hari aku selalu dibekali makanan dari rumah, buatan ibu. Agar aku tidak sakit. Ibu selalu mengingatkan ku untuk sarapan agar aku bisa menjalani hariku dengan baik. Tapi aku yang malas, terlalu malas melakukan itu.

Sejak SMK, ibu selalu antar aku ke sekolah. Mungkin kelihatannya lucu, atau bahkan aku adalah pecundang. Karena seharusnya ibu tidak mengantarkanku ke sekolah, seharusnya aku naik angkutan umum sendiri. Sampai sekarang, ibu masih antar-jemput anaknya, adikku.

Maafkan aku bu, Aku sempat berpikiran buruk tentang ibu, Aku sempat membandingkan ibu dengan ibu-ibu lain di luar sana. Aku sempat protes kenapa ibu tidak bisa mengajarkan aku mengaji, tidak bisa mengajarkan aku ilmu agama.

Tapi sesuatu telah menamparku, saat aku tidak bersyukur atas semua itu, masih banyak orang yang tidak memiliki keberuntungan sama sepertiku. Setiap hari bekalku lengkap, ada nasi, lauk dan juga buah-buahan. Tidak semua teman kantorku dibekali makanan oleh ibunya. Kata mereka ibu mereka malas masak. Atau, masakannya itu-itu saja.

Selama ini, bentuk kasih sayang ibu selalu ada dalam bentuk sesuatu yang membuatku terus hidup sampai sekarang. Itu yang membuatku masih bisa ibadah sampai sekarang. Ibu memang tidak mengajarkanku agama, ibu memang tidak mengajarkanku sesuatu yang ilmiah. Tapi aku bisa mendapatkan pelajaran-pelajaran itu dari sekolah dan kampusku. Ku rasa itu sudah cukup. Hanya saja aku harus terus belajar, agar aku bisa mengajarkan anak-anak ku kelak.

Mom, you work so hard, I'm sorry if I always disappoint you. I'm sorry if I cannot tell all my stories to you. Because I don't want you to worry about me. I'm okay mom... I'm fine. There's no reason for you to be sad because of me. I can do anything. Thank you for praying for me.

Doa ibu lah yang bisa membuatku seperti sekarang.

Terima kasih ibu...Aku bersyukur punya ibu di hidupku.

Semoga Allah selalu jaga ibu,

Semoga ibu mendapatkan hadiah surga dari jerih payah ibu selama ini untuk keluarga kita.

Maaf aku belum bisa membanggakan dan membahagiakanmu....


Ibuku adalah seorang muallaf.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Hirena's Journey Blog Design by Ipietoon