What Goes Around Comes Around (1)

Assalamualaikum wr.wb.

Kali ini aku mau share tentang agama lagi. Kayaknya persoalan yang gak bakal ada habisnya wkwkwkwk. Maaf bukan maksud menyinggung salah satu pihak, aku disini netral. Hanya ingin saling mengingatkan sebagai sesama makhluk Tuhan.

Awalnya aku diam, tapi sekarang aku ingin buka suara. Tentang cara berdakwah kalian yang lebih mirip sebuah hinaan terhadap orang lain.

Akhir-akhir ini banyak banget orang yang merasa dirinya sedang dikucilkan. Kau tahu, orang-orang itu adalah perempuan yang mungkin sudah sempurna menutup semua auratnya. Tidak pernah memakai baju ketat lagi. Mereka dikucilkan karena kasus teroris bom yang rata-rata pelakunya memakai cadar, sama seperti mereka berpakaian. Hanya saja, para teroris itu tidak punya agama. 

Sekarang, seolah semua yg pakai cadar itu teroris dimata orang-orang awam. Padahal mereka hanya mencoba mematuhi syariat agamanya. Walaupun cadar itu tidak wajib.

Tapi, kebanyakan orang yang memakai pakaian seperti itu, tidak jarang aku temukan salah satu dari mereka merasa dirinya suci. Beberapa sering berdakwah dengan cara menyindir perempuan yang berbeda dengan mereka (cara berpakaiannya). Aku tahu, maksud mereka mungkin ingin mengajak yang lainnya menutup aurat sama seperti mereka. Tapi, caranya salah. 

Mereka mengambil hadits tentang orang yang berpakaian ketat bagaikan telanjang atau bahkan pelacur. Iya, mereka berdakwah seperti itu. Aku rasa itu bukanlah dakwah yang tepat. Itu lebih ke sebuah penghinaan untuk mereka yang belum berjilbab atau bahkan bercadar seperti mereka. Kalau pun mau berdakwah, kamu bisa bilang "Kenapa belum berkerudung? apa kamu tidak takut nanti ayah mu terseret ke dalam api neraka karena anaknya tidak menutup auratnya?" Itu bahasa yang lebih tepat untuk mengajak seorang menjadi lebih baik (seperti kamu yang merasa sudah baik). Beberapa aku pernah membaca mereka berbicara seolah-olah yang belum berkerudung itu tidak waras alias gila. Bukan cara yang seperti itu, sahabat. Kalian salah dalam berdakwah. Menasihati tidak harus menghina seperti itu.


Jika kau sebut perempuan itu seorang pelacur padahal ia bukan, apa kamu rela disebut sebagai seorang teroris? Jika kamu sedih disebut demikian, maka janganlah menghina orang lain. Jangan meremehkan orang lain karena pakaiannya. Kita tidak tahu seberapa sulit mereka menghadapi kehidupannya yang mengharuskan mereka belum menutup aurat secara sempurna.

Jangan merasa paling suci karena pakaian kalian. Pernah dengar cerita seorang pelacur yang masuk surga karena membantu seekor anjing yang sedang kehausan? Intinya, kita tidak pernah tahu amalan mana yang membawa kita ke surga.

Dengan perkataan-perkataan kalian yang menurut kalian sudah benar itu apa kalian yakin Allah tidak akan meminta pertanggung jawaban atas hati yang tersakiti oleh ucapan kalian?

Kalau kalian merasa "ya enggak lah, Allah kan lebih suka orang yang pakaiannya kayak saya." Kalian berarti sudah Riya'.  Coba baca ingat-ingat lagi, pelacur saja ada yang bisa masuk surga karena satu kebaikannya.

Jangan sampai sikapmu meruntuhkan amal baik dari pahala berpakaianmu.

Lalu kamu tahu darimana Allah menyukai sikap berdakwah kamu yang seperti itu? Sudah merasa sangat dekat dengan Allah kah? Angkuh.

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

"Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri." (QS. An Nahl: 23)

"Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong)."(HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).

“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. (HR. Muslim no. 91)

Kalau kalian bilang "Itu kan sudah syariat, digituin aja baper." Ingat teman, your language, your words, MATTER.  “Kebanyakan dosa anak-anak adam itu ada pada lisannya”. [HR ath-Thabraniy, Abu asy-Syaikh dan Ibnu Asakir. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan, lihat Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 1201, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 534 dan al-Adab: 396].

Kesimpulannya, kalau kalian tidak mau diperlakukan dengan buruk, jangan pernah memperlakukan orang lain dengan buruk. Walau hanya sebatas kata, kita tidak pernah tau sejauh mana kata-kata itu dapat menikam tajam dan melukai hati orang lain. Apa yang kamu lakukan akan ada balasannya walau sebesar biji dzarah.  “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS. Al-Zalzalah : 8)

Jangan pernah memandang sesuatu dengan sebelah mata. Coba buka kedua mata kalian. Kalian tidak pernah tahu struggle  apa yang harus dilewati oleh seseorang sampai-sampai orang itu demikian.

Tirulah akhlak Rosullulah (Peace be upon him). Akhlakul Kharimah.

Jika merasa tidak tahu bagaimana cara bertutur yang baik, lebih baik diam.


Aku hanya ingin mengingatkan, bahwa apa yang kalian lakukan pasti ada balasannya. Jangan seolah-olah kalian adalah korban dan ingin dikasihani. Semua dari kita ini korban. Korban akan kejahatan orang lain. Kitapun pasti pernah berbuat jahat mungkin. Kita tidak boleh merasa superior karena setiap dari kita pasti punya salah dan ketika Allah mencoba menegur kita, jangan merasa heran mungkin itu adalah balasan dari apa yang selama ini kita perbuat. 

Aku tidak berkata semua orang bercadar seperti itu (read: merasa suci atau berdakwah dengan cara menghina) tapi ada BEBERAPA diantaranya begitu karena aku sudah melihat secara langsung.

Sekian.

Wassalamualaikum, wr.wb.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Hirena's Journey Blog Design by Ipietoon