Hirena Kecil

 Assalamua'laikum wr. wb. 

Hi guys! Happy Ied! Selamat Idulfitri bagi yang merayakan. Semoga diberikan keberkahan dan kedamaian di hari yang fitri. Aamiin. 

Kali ini aku mau cerita soal pengalaman aku saat aku masih anak-anak. Setelah dewasa, aku menyadari bahwa kehidupanku sebagai anak kecil saat itu, jika dibilang bahagia tidak juga, tapi jika dibilang menyedihkan tidak juga. Semuanya datang silih berganti. 

Ada beberapa hal buruk yang masih aku ingat sampai sekarang. Menurutku ini merupakan sebuah luka yang harus aku sembuhkan. 


Saat masih SD, pernah sekali guruku menyuruh ke depan kelas dan mengerjakan soal Matematika, aku tidak bisa menjawabnya, lalu guru itu bilang begini, "Kamu seperti monyet menggulung-gulung kelapa. Punya buku paket tapi tidak pernah dipelajari." Saat itu, seketika semua teman kelas memandangiku. Aku dibuatnya sangat malu. Aku masih ingat betul kejadian itu sekitar saat aku masih kelas 4 atau 5 SD. See? masih sangat anak-anak. Memang "buku paket" ini gak bisa dimiliki oleh banyak murid karena mereka harus membelinya. Alhamdulillah dulu ayahku selalu membelikanku apapun yg diperlukan untuk belajar. Tapi aku sedikit lupa kenapa aku tidak bisa Matematika saat itu, apakah aku tidak belajar lagi di rumah ataukah aku memang tidak bisa. Sulit diingat tapi kejadian itu membuatku terluka sampai-sampai aku tidak suka Matematika sampai sekarang. Kuliahpun aku ambil jurusan Sastra Inggris karena tidak mau bertemu Matematika. Padahal sekarang kalau dipikir-pikir tiap lihat orang bahas soal Matematika di Tiktok, "kok kayak gampang" wkwkwk. 

Selanjutnya aku punya pengalaman yang menurutku kurang enak. Dulu aku pernah bernyanyi di acara tagonian pengajian. Jadi vocalist dan tampil di panggung. Tapi tidak ada satupun orangtuaku yang datang untuk menyaksikan penampilanku. Aku lihat semua penonton yang datang, tidak ada mereka. 

Selanjutnya, aku pernah ikut study tour beberapa kali di sekolah. Saat pulang study tour, biasanya keluarga teman-temanku selalu menjemput mereka. Aku tidak pernah dijemput setelah pulang study tour dan selalu disuruh pulang sendiri atau ikut teman yang dijemput keluarganya. Sama sekali tidak pernah dijemput. Dulu ayah pernah mengantarkan aku sekolah saat aku masih kelas 1-2 SD. Namun setelah itu aku lebih banyak naik angkot sendiri. Ya... kelas 2 SD aku sudah naik angkot sendiri dari daerah Kopo Permai ke Bojongloa. Penah suatu hari aku kehabisan uang dan tidak bisa naik angkot, aku memutuskan berjalan kaki. Aku masih memiliki sisa receh yang ternyata bisa dipakai untuk menelfon orang mess (tempat tinggal aku, ayah, ibu dan beberapa teman kerja ayah.) syukurnya tersambung, dan akupun dijemput oleh teman ayah pulang ke rumah. Bayangin aja dari Bojongloa ke Kopo Permai jalan segimana jauhnya. 

Ok. Next adalah saat aku menjadi seorang anak kecil yang ingin sekali membanggakan orang tua karena berprestasi. Dulu aku sempat tinggal di daerah Bojongloa, Bandung. Sebelum ke tempat tinggalku yang sekarang. Waktu aku mengayam pendidikan di sana, alhamdulillah aku selalu dapat ranking. Namun saat pindah ke sini, entah kenapa nilaiku anjlok. Aku baru benar-benar bisa memperbaiki nilai sekolah saat memasuki kelas 6 SD karena aku ikut les. Kemudian saat SMP, kelas 7-8 aku dapat ranking juga karena aku saat itu ingin sekali punya HP seperti teman-teman yang lain. Alhamdulillah saat kelas 8 aku diberikan kepercayaan dapat ranking 2. Saat itu ayah membelikanku HP. Sesuai janjinya. Tapi tetap saja keluar dari mulut ayah, "Masih ada yg lebih dari kamu. Itu masih ada yg ranking satu."

Seperti....apapun yang sudah ku usahakan dan ku perbuat selalu kurang. Tidak ada kata-kata untuk mengapresiasikan semua yang sudah aku usahakan. Semua yang sudah aku buktikan. Ranking dua pun tidak buruk. Itupun sebuah prestasi karena tidak semua orang bisa dapat ranking.

I feel so sorry for my younger self. There was no support from some people that I need the most support from. 

Aku kebanyakan belajar sendiri. Aku kebanyakan menghabiskan waktu sendiri. 

Setelah dewasa aku menyadari bahwa...apapun yang kita lakukan untuk orang lain, tidak akan pernah cukup bagi mereka. 

Sekarang aku mengerti bahwa hidupku, haruslah aku syukuri sendiri. Semuanya harus aku terima. Bangga pada diri sendiri karena sudah bisa sejauh ini untuk berjuang dan mengusahakan yang terbaik. I need some credit for myself. Because if it's not me, then who? Aku ga bsa ngarep ke siapapun. Aku harus bisa berdiri untuk diriku sendiri karena hidup ini aku yang menjalani. 

Terima kasih, aku. Kamu hebat. Kamu kuat. Jika ada orang yang berusaha menjatuhkanmu, jangan pedulikan mereka. They're not your supporter. They're not your persons. If you're really support me, there's always be a way to support. Not with bad comments or what. Just say "Well done!, Try Again! I believe you can. As always."

Semoga kalian semua bisa memeluk diri kalian di masa kecil. Kemarin sebelum tidur pun aku sempat membayangkan diriku yang masih kecil. Aku peluk dia. Aku sangat menyayanginya. Aku bukanlah aku yang sekarang jika tanpa dia. Terimakasih, Hirena kecil. 

Sekian. 

Wassalamualaikum, wr. wb.


Sampai jumpa di tulisan selanjutnya. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Hirena's Journey Blog Design by Ipietoon